SIARANBEKASI.com – Pemerintah Kabupaten Bekasi menegaskan komitmennya dalam mendukung program nasional penanggulangan penyakit kusta. Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, saat kunjungan kerja bersama Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di Kantor Kecamatan Serang Baru pada Rabu (23/07/2025).
“Kami menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan yang telah turun langsung ke Kabupaten Bekasi untuk membantu menekan kasus kusta. Program ini sangat baik karena juga menyasar anggota keluarga pasien sebagai lingkungan terdekat guna mencegah penularan,” ujar Bupati Ade Kuswara Kunang.
Sebagai tindak lanjut, Bupati Bekasi menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk memperluas kegiatan sosialisasi di lingkungan sekolah, mulai dari tingkat SD hingga SMA.
Langkah ini bertujuan membangun pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda, agar tidak terjadi stigma atau diskriminasi terhadap penderita kusta.
“Kusta bukanlah ancaman. Jika terdeteksi sejak dini, penyakit ini bisa segera ditangani. Edukasi sejak dini adalah kunci agar masyarakat tidak takut dan menyadari pentingnya deteksi dini,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga dunia dalam jumlah kasus kusta.
Kabupaten Bekasi menjadi salah satu dari lima wilayah prioritas penanganan, bersama Pamekasan, Brebes, Papua, dan Tangerang.
“Saat Kang Dedi berkata, ‘Saya malu sebagai orang Jawa Barat karena masih ada kasus kusta,’ kami pun datang ke sini untuk bersama-sama menangani persoalan ini,” kata Menkes Budi.
Ia menjelaskan bahwa kusta bukanlah penyakit mematikan dan dapat disembuhkan melalui pengobatan selama 6 hingga 12 bulan. Penularannya juga tidak mudah karena memerlukan kontak erat dalam jangka waktu yang lama.
“Strateginya sederhana: temukan kasus sebanyak dan secepat mungkin, lalu segera obati,” jelasnya.
Sebagai bentuk intervensi dini, Kementerian Kesehatan juga menyediakan obat pencegahan sekali minum bagi anggota keluarga serumah pasien, guna memutus rantai penularan.
Sebagai bentuk stimulasi pelaksanaan program di lapangan, Menteri Kesehatan mengumumkan rencana lomba antar puskesmas di Kabupaten Bekasi yang akan digelar pada November 2025.
“Kami sudah berdiskusi dengan Pak Bupati. Rencananya, bulan November saya akan kembali bersama Kang Dedi untuk memantau implementasinya. Puskesmas yang berhasil menemukan kasus terbanyak akan mendapat hadiah sebesar Rp50 juta,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Menkes menyampaikan bahwa program deteksi dini kusta juga akan diintegrasikan ke dalam layanan pemeriksaan kesehatan gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Masyarakat yang mengunjungi puskesmas akan diperiksa jika ditemukan gejala seperti bercak putih atau merah yang mati rasa, dan akan langsung mendapat pengobatan apabila hasilnya positif.
“Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, mirip dengan TBC. Semua penyakit menular dapat dikendalikan jika penularannya dihentikan. Kuncinya adalah deteksi dini dan pengobatan yang tepat,” jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Juli 2025, terdapat 306 kasus kusta di Kabupaten Bekasi. Secara nasional, Indonesia mencatat sekitar 14.000 kasus setiap tahunnya.
Kunjungan ini menjadi bagian penting dari strategi nasional dalam memperkuat layanan kesehatan berbasis wilayah.
Dukungan langsung dari pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten Bekasi diharapkan dapat mempercepat eliminasi kusta secara menyeluruh dan terkoordinasi, baik di wilayah Bekasi maupun secara nasional.
(Red)