SIARANBEKASI.com – Suasana berbeda tampak dalam kegiatan Isbat Nikah Terpadu yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-75 Kabupaten Bekasi. Acara ini berlangsung di Balai Rakyat, Gedung DPRD Kabupaten Bekasi, Cikarang Pusat, pada Jumat (15/8/2025).
Selain prosesi resmi pencatatan pernikahan bagi puluhan pasangan, kegiatan ini juga diwarnai dengan kisah inspiratif dari Wakil Bupati Bekasi, Asep Surya Atmaja, yang membagikan pandangannya mengenai makna cinta di usia lanjut.
Di hadapan para peserta, Asep menyampaikan bahwa pada masa muda, banyak orang terbuai oleh kata-kata manis cinta hingga akhirnya memutuskan untuk menikah.
Namun, menurutnya, saat usia telah menginjak 50 tahun ke atas, hal yang lebih dibutuhkan bukanlah rayuan, melainkan kehadiran pasangan sebagai teman berbagi cerita, pelukan hangat, dan penghargaan atas perjalanan hidup yang telah dilalui bersama.
“Yang tampan mungkin tak setampan dulu, yang cantik pun tak secantik saat muda. Tapi kita perlu saling menghargai bahwa dulu kita pernah tampan, pernah cantik,” ujarnya yang disambut tawa dan tepuk tangan hangat dari para peserta.
Ia juga menambahkan bahwa di usia 60 tahun ke atas, hal yang membuat hati berdebar bukan lagi ucapan cinta, melainkan janji sederhana dari pasangan, “Kita hidup bersama sampai akhir hayat.”
Wakil Bupati turut mengucapkan selamat kepada seluruh pasangan yang pada hari itu telah sah baik secara agama maupun hukum. Ia berharap mereka senantiasa menjaga komitmen hingga akhir hayat.
“Saya ucapkan selamat. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bekasi, Carwinda, menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan sebanyak 200 pasangan untuk mengikuti program isbat nikah terpadu tahun ini.
Namun, khusus untuk pelaksanaan dalam rangka HUT ke-75 Kabupaten Bekasi, tercatat ada 85 pasangan yang mendaftar.
Setelah melalui proses verifikasi administrasi bersama Pengadilan Agama, hanya 63 pasangan yang dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti sidang isbat.
Sebagian besar dari mereka telah menikah secara agama dan memiliki anak, namun belum memiliki pencatatan resmi baik di Disdukcapil maupun Kantor Urusan Agama (KUA).
(Red)
