Gelaran Workshop Limbah B3 Antar Negara di Asia, Kabupaten Bekasi Jadi Tuan Rumah

SIARANBEKASI.com – Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, menghadiri acara Lokakarya Sub-regional mengenai Bahaya Darurat Limbah dan Bahan Kimia.

Acara ini dihadiri oleh delegasi dari 18 perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dari negara-negara di Asia, berlangsung di Hotel Nuanza Cikarang pada Senin (14/10/2024).

Lokakarya tersebut diselenggarakan oleh Sekretariat Basel, Rotterdam, dan Stockholm (BRS Secretariat), sebuah Persetujuan Lingkungan Multilateral yang berada di bawah Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), bekerja sama dengan Unit Lingkungan Bersama (JEU) dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA).

BACA JUGA :  Kabupaten Bekasi Juara Umum MTQ ke-38 Jawa Barat

Basel and Stockholm Conventions Regional Centre for Southeast Asia (BSCRS-SEA), yang ditunjuk oleh BRS Secretariat, bertindak sebagai pelaksana dalam acara tersebut.

Dalam pidatonya, Pj Bupati Bekasi, Dedy Supriyadi, menyampaikan bahwa penanganan darurat terhadap pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3 memerlukan perhatian serius dan kerjasama dari semua pihak terkait.

BACA JUGA :  8 Peserta MTQ Asal Kabupaten Bekasi Raih Prestasi Tingkat Nasional

Dengan perkembangan industri dan teknologi yang pesat, risiko yang ditimbulkan oleh limbah bahan berbahaya dan beracun juga semakin meningkat.

“Tujuan dari lokakarya ini adalah untuk memperkuat kapasitas kita dalam pencegahan dan penanggulangan dampak yang dihasilkan oleh B3 dan limbah B3 di berbagai perusahaan,” ujarnya.

Beliau juga menekankan bahwa lokakarya ini tidak hanya akan meningkatkan sinergi antar stakeholder dan antar negara, tetapi juga akan memperkuat kapasitas pengelolaan kawasan industri, terutama di Kabupaten Bekasi, dalam upaya pencegahan dan penanggulangan dampak negatif dari B3 dan limbahnya.

BACA JUGA :  Implementasi Smart City, Diskominfo Kab Bekasi Ajak Perangkat Daerah Bersinergi

“Saya berharap bahwa melalui pelatihan, simulasi, dan diskusi tanggap darurat ini, kita dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi yang efektif antara pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat dalam menghadapi potensi insiden yang disebabkan oleh B3 dan limbahnya,” katanya.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *